Pasalnya, warga petani setempat sudah berulang kali mengalami gagal panen, akibat tidak adanya ketersediaan air yang mengaliri persawahan mereka. Sebelumnya, di wilayah itu, pernah dibangun bendungan besar, namun pada tahun 1993 telah ambruk. Seperti halnya yang dikatakan Supriyanto, warga desa kalimas, dirinya dan masyarakat lainnya yang berdomisili ditempat itu merasa dan penuh harap kepada pemerintah kabupaten, agar keluhan mereka terkait bendung irigasi dapat terealisasikan. Mereka, sangat membutuhkan bendung dan saluran irigasi, agar lahan sawah mereka tak mengalami kekeringan lagi. “ Jujur, dari dulu kami butuh bendungan irigasi pak, kenapa, karena bendungan merupakan salah satu potensi untuk kesejahtraan masyarakat yang ada disini, sehingga kami tidak mengalami kekeringan lahan, kami minta diakhir masa jabatan pak Syarif, agar bisa menengok kami para petani yang ada di sini.” ungkapnya Ditempat terpisah, Kepala Desa Kalimas Nurkholis Abduh S.Pd.i saat ditemui di kediamannya mengatakan, keberadaan sungai dari 2 mata air di desa yang dipimpinnya itu, belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh warganya, karena butuh bangunan penampungan air berupa bendungan, agar bisa mengairi sawah warga seluas 400 hektare.

Lebih lanjut ia mengatakan, Pertemuan 2 sungai di Kecamatan Taluditi itu, menurutnya sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi bendungan, agar masyarakat tidak memiliki kendala untuk mengolah sawah.

“ Kalau musim hujan, hasil panen warga bisa meningkat, namun dimusim kering warga petani sangat kesulitan air, sehingga mengakibatkan gagal panen, harapan kami pembangunan bendungan menjadi skala prioritas sehingga masyrakat sejahtera, meminta pemerintah daerah untuk membangun bendungan sebagai Fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas pertanian untuk kami.RF/ARLAN